Penghujung Ramadhan pun tiba,
suara takbir mendengung dari berbagai sisi. Ledakan petasan pun tak kalah
meriah menandingi gema takbir. Bahkan tak jarang riuhnya mengalahi lantunan
takbir. Malam itu, rasa bahagia bercampur sedih menyelinap dalam dada. Bahagia
karena hari kemenangan sudah di depan mata. Hari dimana seluruh insan saling
meminta maaf dan memaafkan hingga digambarkan seperti bayi yang baru lahir, suci.
Sedih karena pada kesempatan itu, dimana setiap kebaikan mendapat balasan
berlipat aku kurang memaksimalkan waktu untuk beribadah dan berbuat amal salih.
Shalat Tarawih banyak kutinggalkan, bukan hanya karena halangan sebagai seorang
wanita, namun rasa lelah setelah melakukan aktivitas pun kujadikan alibi. Astaghfirullahaladzim.