Thursday, January 22, 2015

Mengejar Mimpi

Setiap orang memiliki mimpi atau harapan/ cita-cita yang ingin dicapai. Mimpi tersebut dijadikan acuan/ tujuan dari apa yang diperjuangkan. Mimpi tidak melulu mengarah pada hal-hal besar, seperti ingin menjadi presiden. Namun berlaku lebih luas mencakup hal-hal sederhana, seperti seorang anak SD yang bermimpi ingin melanjutkan pendidikan di SMP favorit di kotanya.

Aku yakin —kalian para pembaca  memiliki mimpi sejak masih kecil. Walupun mimpi atau cita-cita tersebut bisa saja berubah seiring waktu. Saat berusia kanak-kanak (5-10 tahun) apabila ditanya mengenai mimpi atau cita-cita, banyak dari kita yang dengan yakin menjawab ingin menjadi dokter/ guru/ polisi. Walaupun tak jarang kita temui yang bercita-cita ingin menjadi masinis/ astronot atau lainnya. Memang tidak ada yang salah dengan mimpi. Dengan memiliki mimpi, setidaknya kita memiliki tujuan atau rencana masa depan. Dari mimpi juga, hal-hal yang mungkin kita anggap mustahil untuk diraih bisa menjadi kenyataan.
   
Aku masih ingat, sewaktu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, aku pernah menuliskan biodata yang di dalamnya terdapat kolom cita-cita. Dan aku mengisi kolom tersebut dengan ‘Dokter atau Guru’. Namun mimpiku bersifat dinamis. Berubah-ubah seiring waktu. Saat SMP aku pernah menjadi begitu tertatik pada Psikologi. Yang sampai saat ini sebenarnya masih cukup tertarik. Karena dari bidang ilmu tersebut, aku bisa belajar membaca karakteristik orang-orang, melihat segala sesuatu tidah hanya dari satu sudut pandang, membantu sesama menyelesaikan problem (biasanya tidak berlaku untuk menyelesaikan problem pribadi) dengan memberikan sudut pandang lain atau pertimbangan-pertimbangan, dan lain sebagainya.

Namun akhirnya ketika aku ingin menkanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, pilihanku menyebrang minat. Keputusan tersebut aku ambil berdasarkan pertimbangan selama beberapa bulan. Aku dihadapkan pada beberapa pilihan saat itu. Prodi apa yang akan aku ambil? Apakah psikologi, matematika, sastra, atau prodi yang berhubungan dengan kejuruan aku saat di SMK? Melewati situasi tersebut tidak mudah. Jangan sampai aku salah pilihan, dan menyisakan sesal. Terlebih kondisiku juga sebagai seorang karyawan, yang mana harus pintar pintar mengatur waktu. Jangan sampai peranku sebagai mahasiswi berbenturan dengan peranku sebagai karyawan. Setelah menimbang faktor ini-itu, akhirnya pilihanku jatuh pada Matematika.

Alasanku memilih prodi tersebut karena matematika adalah ilmu pasti, aku cukup memiliki ketertatikan pada hal tersebut, dan ilmu tersebut akan selalu digunakan sampai kapan pun tidak mengenal kadaluarsa. Mungkin kelak aku memiliki buah hati, matematika biasanya menjadi momok besar bagi sebagian anak. Saat anakku menanyakan tugas sekolahnya, setidaknya aku bisa membatu menyelesaikan sekaligus mentransfer ilmu —lebih dari itu semoga bisa mengikuti olimpiade matematika, aamiin. Mengenai minat pada bidang psikologi, aku bisa saja mencari bahan bacaan, baik dalam jurnal, artikel ataupun membeli buku. Lalu pada bidang sastra? Minat tersebut dapat aku kembangkan dengan banyak berlatih, seperti yang aku lakukan ini, menulis blog. Memang tulisanku tidak ada apa-apanya, terlebih isi blog aku yang hampir semuanya berisi curhat colongan haha. Fokus aku menulis sebenarnya bukan pada keindahan isi, melainkan pada membekukan cerita dan penumpahan emosi.

Lewat diary online ini, meskipun aku sudah tak lagi ada di dunia ini, setidaknya keturunaku masih bisa mengenal sosok aku, dengan membaca tulisan-tilisanku. Aku juga pernah membaca dalam suatu artikel, salah satu manfaat menulis adalah menganggkat sebagaian beban kita. Saat kita memiliki beban yang dirasa begitu berat, dengan mencurahkan melaui tulisan, beban tersebut akan terasa berkurang.

Kembali pada mimpi, apa sebenarnya impian aku?

  1.  Aku ingin merasakan pengalaman mendaki gunung. Gunung apapun. Keinginan tersebut sudah lama bertengger dalam dream list, ada sejak aku masih duduk di bangku SMP. Meski sudah mendapat restu, namun ada saja halangan saat kesempatan sudah di depan mata. Bahkan keinginan tersebut tak jarang terbawa mimpi, tapi tetap saja selalu berakhir sebelum keinginan tersebut tercapai. Guys, ajak adek menikmati pesona keindahan Tuhan.
  2. Menjelajah dunia. Mimpi ini terdengar sedikit muluk dan bermodal tidak sedikit. Paling tidak sekali seumur hidup aku ingin menorehkan cerita mengenai pengalamanku berada di luar Indonesia. Selain sekadar mencari pengalaman, aku bisa mengenal sisi lain dari dunia. Negara yang ingin sekali aku kunjungi adalah Turki. *Hai guys, ini adalah k-o-d-e. Jadi bila anda berencana ke Turki jangan lupa ajak adek.*
  3. Memperoleh gelar sarjana Matematika (S. Mat) tepat pada waktunya. Target 2017-2018. AAMIIN.
  4. Menyempurnakan sebagaian agama dengan orang yang tepat yang diridhai Allah, orang tua, dan semesta. Target 2018. AAMIIN
  5. Menjadi entrepreneur. Bukan seberapa besar bisnis yang aku jalani, tapi seberapa besar kontribusi terhadap negara (mengurangi tingkat pengangguran). Setinggi-tingginya jabatanmu,  bila masih digaji tetap saja namanya babu/ pesuruh haha *damai bos*
  6. Menyempurnakan rukun Islam kelima. Sampaikan aku dan keluarga menuju rumahMu ya Allah. AAMIN

Uraian diatas adalah contoh dream list aku. Yang bisa saja aku merevisinya sewaktu-waktu. Mengenai terwujud atau tidaknya target-target yang tertulis, tergantung pada usaha dan kembalikan pada takdir Allah SWT.

Kamu adalah saksi sekaligus pemeran mimpi-mimpimu. Ada rasa kepuasan saat kamu bisa mencoret satu per satu dream list-mu, saat mimpi-mimpimu terwujud. Aku pernah merasakan bahagia yang luar biasa saat aku bisa mencoret salah satu mimpiku untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi serta pencapaian-pencapaian lainnya. 


Jangan remehkan kekuatan mimpi. Dari mimpi kita dapat mengubah dunia. Lets dreaming!

Mariani Yuni Susilo Wenti
@marianiyuniSW


Sumber gambar: www.indotopinfo.com

1 comment: